Mojokerto (beritajatim.id) – Sebanyak 796 keluarga berisiko stunting di Kota Mojokerto menerima bantuan pangan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Penyaluran bantuan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada 11 dan 12 September 2024, bertempat di Kantor Pos Mojokerto.
Bantuan yang diberikan terdiri dari satu ekor ayam dan sepuluh butir telur per keluarga, yang akan disalurkan sebanyak enam kali dalam setahun. Tujuan utama bantuan ini adalah membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga, khususnya balita, untuk mencegah stunting.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menyampaikan harapannya agar bantuan ini dapat mendukung keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, sehingga potensi kasus stunting dapat ditekan. “Kami berharap dengan bantuan ini, keluarga yang berisiko stunting bisa memenuhi kebutuhan gizi balita mereka, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat,” ujar Ali Kuncoro.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, Pemkot Mojokerto terus menunjukkan komitmen melalui berbagai program, seperti Neo Baksos MAK yang rutin dilakukan setiap Selasa, Rabu, dan Jumat.
Program ini menyediakan bantuan pangan bergizi bagi keluarga yang memiliki balita stunting. Selain itu, ada juga program Gempa Genting (Gerakan Masyarakat Peduli Gizi Stunting) dan Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto).
Upaya tersebut terbukti berhasil menurunkan prevalensi stunting di Kota Mojokerto. Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM), prevalensi stunting turun dari 3,12 persen pada 2022 menjadi 1,85 persen pada Juli 2024.
Pemkot Mojokerto berharap dengan berbagai langkah ini, angka stunting dapat terus ditekan hingga mencapai target Zero New Stunting, demi menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. (tin/hdl)