Jombang (beritajatim.id) – Kabupaten Jombang memiliki peninggalan sejarah yang berharga, termasuk sejarah Kerajaan Majapahit. Dalam upaya melestarikan peninggalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Jombang mendukung acara peluncuran buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo” yang berlangsung di Balai Desa Dukuhmojo, Jombang.
Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Jombang, Jumat (19/7/2024), acara tersebut dihadiri oleh Pj Bupati Jombang Sugiat, Staf Ahli Bidang SDM dan Kemasyarakatan Sudiro, Kepala Desa Dukuhmojo Nur Aini, Penulis Buku Dian Sukarno, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Jombang Nasrullah, Forkopimcam Mojoagung, dan segenap perangkat Desa Dukuhmojo.
Kepala Desa Dukuhmojo, Nur Aini, sangat mengapresiasi penulis dan seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini. “Launching buku ini bisa jadi ujung tombak sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai pahlawannya. Semoga desa lain bisa mengikuti Dukuhmojo dan menerbitkan sejarah desanya masing-masing,” kata Nur Aini.
Pj Bupati Sugiat juga mengapresiasi semangat Kepala Desa Dukuhmojo. “Saya teringat Kades datang menghadap mau menerbitkan buku ‘Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo’. ‘Memetri’ berarti merawat atau uri-uri,” ujar Pj Bupati Sugiat.
Desa Dukuhmojo memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit. Berdasarkan sumber sejarah, desa ini dulunya adalah hutan belantara yang dibuka oleh para punggawa Kerajaan Majapahit. Salah satu tokoh penting adalah Mbah Hasan Joleno, yang dengan kesungguhannya, membabat hutan dan membuka lahan untuk permukiman. Cerita ini adalah bagian dari identitas warga Jombang.
“Mungkin semua desa di Jombang seperti itu, dibabat oleh leluhur, ditinggalkan pohon yang menjadi ikon. Kadang dibuat sedekah desa di tempat itu, untuk punden. Kita memperingati sejarah, bukan menyembah pohon, dan ini bagian dari cara kita menghargai leluhur,” kata Pj Bupati Sugiat.
Buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo” tidak hanya mengingatkan kita pada sejarah desa, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghargai perjuangan para pendahulu. Dengan memahami sejarah desa, kita dapat lebih menghargai dan mencintai tempat tinggal kita. Buku ini merupakan karya yang merekam sejarah sekaligus penanda pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah desa kita.
Pj Bupati Jombang juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dian Sukarno dan pemerintah Desa Dukuhmojo serta seluruh pihak yang telah bekerja keras menyusun buku ini.
“Usaha ini sangat penting agar generasi mendatang dapat belajar dan menghargai sejarah desanya. Saya berharap, dengan adanya buku ini, seluruh warga Jombang, khususnya warga Desa Dukuhmojo, dapat lebih mengenal dan mencintai desanya. Sejarah yang kaya ini adalah kebanggaan kita semua yang harus terus diuri-uri,” kata Pj Bupati Sugiat.
Pj Bupati Sugiat berharap desa-desa lain dapat mengikuti jejak Desa Dukuhmojo sehingga semua desa memiliki buku sejarah. “Nanti kita kumpulkan untuk menjadi sejarah Jombang sehingga warga Jombang bangga dengan tempat tinggalnya,” tambahnya.
Buku “Memetri Sejarah Desa Dukuhmojo” diharapkan menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat dan mendorong inovasi dalam pembangunan desa. Pj Bupati Sugiat meminta seluruh warga untuk selalu mendukung, bersinergi, dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah untuk memajukan Kabupaten Jombang.
Desa Dukuhmojo dikenal sebagai bagian dari Ibukota Majapahit, ditandai dengan adanya pepunden Dewi Kumodoningrat di Dusun Kemodo. Kawasan ini dikenal sebagai Sentra Pelaku Seni Berbasis Panji. Sejarah lengkap mengenai Bhumi Kasepuhan, Kesejarahan Dukuhmojo, dan Rekomendasi Tetenger Dukuhmojo tertulis jelas dalam buku karya Dian Sukarno ini. (hdl)