Jakarta (beritajatim.id) – Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty, menegaskan bahwa desain pengawasan Bawaslu untuk pemilihan serentak 2024 akan disesuaikan dengan situasi lokal di berbagai daerah.
Hal ini penting karena jajaran Bawaslu di daerah menjadi garda terdepan dalam mengawasi proses pemilihan, terutama di wilayah-wilayah dengan kondisi khusus.
Lolly menjelaskan bahwa Indeks Kerawanan Pemilihan (IKP) akan digunakan sebagai sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi potensi kerawanan dalam Pilkada. Menurutnya, semua pihak harus mengalihkan fokus dari Pemilu ke Pilkada untuk mengantisipasi potensi masalah.
“Pengawasan Bawaslu harus memperhatikan kondisi geografis Indonesia yang beragam, termasuk wilayah terpencil yang mungkin menghadapi kendala akses aplikasi dan transportasi,” ujar Lolly di Jakarta, Jumat (23/8/2024).
Ia juga menekankan pentingnya konektivitas antar pihak untuk menjaga demokrasi, bahkan di daerah terpencil sekalipun. “Penganggaran harus mempertimbangkan wilayah daratan, kepulauan, hingga maritim, agar pengawasan Bawaslu berjalan efektif sesuai kondisi lokal,” tambahnya.
Lolly menyerukan agar setiap individu berperan aktif sebagai penggerak dan pejuang demokrasi. Ia meminta semua pihak membantu Bawaslu dalam mengedukasi publik untuk menghindari pelanggaran dan menjalankan semua proses sesuai aturan hukum.
“Edukasi kepada publik harus dilakukan dengan maksimal, karena keterbatasan Bawaslu tidak boleh menjadi alasan lumpuhnya pengawasan. Masyarakat harus ikut aktif,” tutup Lolly. (hdl)