Jakarta (beritajatim.id) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan sistem informasi canggih bernama TRIGRS yang bertujuan untuk mengurangi risiko tanah longsor di Indonesia, terutama di Jawa Barat.
Sistem ini diperkenalkan oleh Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari, dalam acara sosialisasi dan pelatihan pemodelan pemetaan kerentanan gerakan tanah yang diadakan di Lembang, Jawa Barat.
Sosialisasi ini ditujukan kepada Pemerintah Daerah Lembang serta instansi terkait seperti BPBD dan Dinas PU. Menurut keterangan resmi BRIN pada Senin (2/9/2024), tujuan utama dari kegiatan ini adalah mendiseminasikan hasil riset dan inovasi BRIN kepada para stakeholder di daerah, guna mendukung upaya mitigasi risiko bencana tanah longsor.
“Kegiatan ini adalah upaya kami untuk mendiseminasikan hasil riset kepada para pihak yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana tanah longsor,” ujar Adrin Tohari dalam acara yang berlangsung pada Kamis (29/8/2024).
Selain sosialisasi, BRIN juga memberikan pelatihan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menciptakan peta kerentanan bahaya yang dinamis. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan tentang cara membuat peta yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bencana.
Peneliti Ahli Muda PRKG BRIN, Khori Sugianti, menjelaskan bahwa TRIGRS merupakan pengembangan dari software yang awalnya dibuat oleh USGS dan telah disempurnakan melalui kolaborasi dengan Pusat Riset Geoinformatika dan Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN.
“TRIGRS adalah aplikasi yang mampu menganalisis parameter yang memengaruhi kestabilan lereng, sehingga dapat digunakan untuk memetakan kerentanan tanah di suatu daerah,” jelas Khori.
Sistem TRIGRS diharapkan menjadi alat mitigasi yang efektif, terutama dalam memahami dampak kenaikan curah hujan terhadap kestabilan lereng. Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, menambahkan bahwa Jawa Barat, sebagai salah satu daerah dengan risiko bencana tinggi di Indonesia, sangat membutuhkan solusi seperti TRIGRS untuk mengurangi potensi longsor. (hdl)