Surabaya (beritajatim.id) – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi internasional. IGAK Satrya Wibawa SSos MCA PhD, dosen Departemen Komunikasi FISIP UNAIR, resmi terpilih sebagai Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO.
Penunjukan ini menegaskan pengakuan terhadap kapasitas akademik dan profesional IGAK serta mengangkat nama UNAIR di panggung dunia.
Dalam keterangannya, IGAK menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan.
“Tanggung jawab ini adalah amanah besar yang saya jalani dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan saya diukur oleh atasan, masyarakat, dan para stakeholder,” ujarnya.
Proses seleksi dilakukan oleh Sekretariat Jenderal, dan keputusan menerima tugas tersebut melibatkan diskusi dengan keluarga dan rekan di Departemen Komunikasi UNAIR.
“Pindah tugas ke negara lain juga berarti perubahan bagi keluarga saya, terutama anak-anak. Meski berat meninggalkan kolega di UNAIR, saya berharap kesempatan ini dapat memberikan manfaat luas,” tambahnya.
Misi Melestarikan Budaya Indonesia
Sebagai akademisi berpengalaman di hubungan internasional, IGAK pernah menjabat Atase Pendidikan di KBRI Singapura dan mendirikan Airlangga Global Engagement (AGE). Pengalaman ini akan ia gunakan untuk memperkuat komunikasi multilateral di UNESCO.
“Budaya Indonesia seperti batik dan Reog Ponorogo yang telah diakui UNESCO harus dilestarikan. Langkah konkret berupa dukungan kepada seniman lokal dan melibatkan generasi muda adalah prioritas saya,” jelasnya.
Selain itu, IGAK berencana memanfaatkan media digital untuk menjalin komunikasi dengan stakeholder UNESCO secara efektif.
IGAK berpesan kepada mahasiswa dan dosen UNAIR untuk berperan aktif di kancah internasional. “Indonesia punya kekayaan budaya dan sumber daya alam yang besar. Kita harus mampu menjadi produsen, bukan hanya konsumen,” katanya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi, diskusi, dan aksi nyata dalam membahas isu global. “Keterlibatan internasional adalah kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata bagi dunia,” pungkas IGAK. (hdl)