Jakarta (beritajatim.id) – PT Elnusa Tbk (Elnusa) terus memperkuat dukungan terhadap operasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia dengan memperkenalkan teknologi CO Log melalui unit Business Wireline Services.
Teknologi ini diharapkan mampu membantu reaktivasi sumur-sumur minyak tua dan idle yang tersebar di seluruh Indonesia.
CO Log, atau Carbon-Oxygen Logging, merupakan alat yang digunakan dalam industri migas untuk memantau reservoir dan mengidentifikasi potensi sisa kandungan minyak yang bisa diproduksikan kembali.
Alat ini mengukur kadar karbon dan oksigen dalam formasi batuan, di mana keberadaan karbon menunjukkan adanya hidrokarbon, sedangkan oksigen menunjukkan kandungan air.
Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, menjelaskan bahwa CO Log efektif dalam menilai sisa kandungan minyak dalam sumur, membantu perusahaan migas menentukan langkah ekonomis selanjutnya—apakah sumur perlu ditutup atau bisa diproduksikan lagi.
Teknologi ini relevan mengingat banyaknya sumur tua dan idle di Indonesia, terutama dengan adanya program reaktivasi sumur oleh perusahaan migas seperti Pertamina Group.
“Alat CO Log ini sangat berguna dalam mendeteksi keberadaan hidrokarbon, terutama di sumur tua atau idle, untuk menentukan apakah masih ada potensi minyak yang bisa diproduksi,” ujar Bachtiar.
Elnusa telah berinvestasi pada logging tools CO Log generasi terbaru, yang ditargetkan untuk pasar reaktivasi sumur tua yang terbuka lebar di Indonesia. Langkah ini merupakan wujud komitmen Elnusa dalam meningkatkan produksi migas nasional.
Sebelumnya, Elnusa sudah menggunakan teknologi CO Log sejak 2005 dengan menggandeng subkontraktor internasional. Kini, Elnusa siap bersaing di pasar jasa CO Log yang selama ini didominasi perusahaan asing.
“Dengan teknologi ini, Elnusa menjadi satu-satunya perusahaan dalam negeri yang menyediakan CO Log service, yang akan menjadi keunggulan kompetitif kami,” tambah Bachtiar.
Elnusa akan memulai survei CO Log di sumur-sumur tua Pertamina di berbagai wilayah seperti Jambi, Prabumulih, Cirebon, Jawa Timur, dan Kalimantan. Jika pasar merespon positif, Elnusa berencana menambah 2-4 unit CO Log pada 2025.
Bachtiar berharap, melalui unit bisnis CO Log ini, potensi hidrokarbon dari sumur-sumur idle dapat diidentifikasi, membuka peluang bagi unit bisnis lain di Elnusa, sekaligus mendukung target produksi minyak nasional satu juta barel per hari yang dicanangkan pemerintah. (ren)