Jakarta (beritajatim.id) – WHO dan Kementerian Kesehatan RI menggelar konsultasi nasional pertama terkait vaksin tuberkulosis (TBC) di Bali, yang mempertemukan pakar kesehatan global jelang Union World Conference on Lung Health. Acara yang digelar 8-9 November 2024 ini fokus pada pengembangan vaksin TBC untuk remaja dan dewasa guna mengurangi beban penyakit di Indonesia.
Konsultasi ini membahas potensi dampak vaksin baru, rencana integrasi dalam program kesehatan nasional, skema pembiayaan, dan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk introduksi vaksin di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif WHO TB Vaccine Accelerator Council dalam percepatan pengembangan vaksin TBC baru.
Indonesia terlibat aktif dalam uji klinis fase 3 untuk vaksin TBC M72/AS01E, kandidat vaksin terdepan yang menunjukkan efikasi tinggi dan mendekati karakteristik produk WHO. Apabila berhasil, vaksin ini akan menjadi vaksin TBC pertama yang disetujui dalam 100 tahun terakhir dan diperkirakan dapat digunakan mulai tahun 2030.
“Presiden mengamanatkan percepatan respons penanggulangan TBC untuk menurunkan kasus hingga 50 persen dalam lima tahun. Vaksin baru ini merupakan kesempatan besar untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menurut Rizka Andalusia, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, “Indonesia bangga berpartisipasi aktif dalam uji klinis vaksin M72/AS01E. Langkah ini menunjukkan komitmen kita terhadap inovasi kesehatan global, yang bertujuan menyelamatkan jutaan nyawa dari ancaman TBC.”
Kegiatan ini turut dihadiri Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Komite Ahli TB Indonesia, Stop TB Partnership Indonesia, serta perwakilan organisasi kesehatan global seperti Gates Foundation dan WHO.
Vaksin TBC Jadi Prioritas Strategi Imunisasi Nasional
Laporan TB global 2024 menegaskan bahwa TBC paling banyak menyerang remaja dan dewasa. Diperkirakan, vaksin dengan efektivitas 50 persen dapat mencegah 37 hingga 76 juta kasus, serta menyelamatkan hingga 8,5 juta nyawa hingga 2050. Di sisi lain, vaksin dengan efektivitas 80 persen pada bayi dapat mencegah 5,8 hingga 18,8 juta kasus di seluruh dunia.
Introduksi vaksin TBC baru menjadi prioritas dalam National Immunization Strategy Indonesia. Selain membantu pencegahan, investasi untuk akses dan pelaksanaan imunisasi akan menghemat biaya kesehatan dalam jangka panjang. WHO memperkirakan setiap 1 Dollar AS yang diinvestasikan dalam vaksin TBC menghasilkan manfaat kesehatan dan ekonomi tujuh kali lipat dalam 25 tahun.
“Sejarah telah menunjukkan pentingnya vaksin dalam memberantas penyakit menular. Vaksin TBC baru bisa menjadi langkah krusial untuk melawan penyakit yang telah merenggut nyawa jutaan orang selama ribuan tahun,” ungkap Dr. Tereza Kasaeva, Direktur Global TB Programme WHO.
Pertemuan di Bali ini memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam eliminasi TBC. Pemerintah secara aktif berpartisipasi dalam uji klinis dan diskusi penting, sekaligus mengidentifikasi kesenjangan bukti untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Inisiatif ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan peran strategis dalam upaya global mengakhiri pandemi TBC. (hdl)