Yogyakarta (beritajatim.id) – Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Provinsi D.I. Yogyakarta pada November 2024 tercatat sebesar 1,14 persen year on year (y-on-y). Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi D.I. Yogyakarta pada bulan tersebut mencapai 106,12.
Inflasi tertinggi tercatat di Kota Yogyakarta, yang mengalami inflasi sebesar 1,55 persen dengan IHK mencapai 107,04. Sementara itu, Kabupaten Gunungkidul mencatatkan inflasi 0,81 persen dengan IHK sebesar 105,37.
Inflasi di Provinsi D.I. Yogyakarta didorong oleh kenaikan harga pada berbagai kelompok pengeluaran. Beberapa kelompok yang mengalami peningkatan harga signifikan antara lain:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkat 0,48 persen
- Kelompok pakaian dan alas kaki naik 2,05 persen
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga meningkat 0,52 persen
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 1,70 persen
- Kelompok kesehatan meningkat 2,62 persen
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik 2,34 persen
- Kelompok pendidikan mengalami kenaikan 1,13 persen
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,88 persen
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami kenaikan signifikan sebesar 8,86 persen
Di sisi lain, terdapat dua kelompok yang mengalami penurunan harga, yaitu:
- Kelompok transportasi turun 0,18 persen
- Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,33 persen
Tingkat Inflasi Month to Month dan Year to Date
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) pada November 2024 tercatat 0,25 persen, sementara tingkat inflasi year to date (y-to-d) mencapai 0,82 persen.
Dengan inflasi yang relatif stabil, Provinsi D.I. Yogyakarta menunjukkan ketahanan ekonomi meskipun ada sejumlah kenaikan harga pada berbagai sektor. (hdl)