Vientiane (beritajatim.id) – Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, membuka hari ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-44 dan 45 ASEAN dengan menghadiri KTT ke-19 Asia Timur pada Jumat (11/10/2024) di National Convention Center, Vientiane, Laos.
Dalam kesempatan ini, Wapres Ma’ruf Amin memimpin delegasi Indonesia yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
KTT Asia Timur dihadiri oleh negara-negara anggota, termasuk RRT, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat, serta ASEAN.
Sebagai platform dialog utama, KTT ini berfungsi untuk mengelola dinamika kawasan dengan prinsip-prinsip Piagam ASEAN, seperti saling menghormati, non-intervensi, dan kerja sama damai.
Pertemuan ini dihadiri oleh kepala pemerintahan negara-negara anggota dan perwakilan dari organisasi internasional.
Para pemimpin membahas isu-isu krusial, termasuk kondisi geopolitik di Indo-Pasifik, isu Laut Tiongkok Selatan, serta konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
Semua peserta sepakat akan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan agar Asia-Pasifik dapat tumbuh di tengah ketidakpastian global.
Wapres Ma’ruf Amin menekankan urgensi bagi negara-negara untuk memperhatikan kondisi global yang semakin kritis. Ia mengingatkan bahwa jika tantangan ini tidak diatasi, pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDG) akan menjadi impian. “Kesepakatan saja tidak cukup. Implementasi komitmen adalah kunci,” ujarnya.
Wapres juga menyoroti isu Palestina, menyatakan keprihatinan atas ketidakadilan yang dialami bangsa Palestina dan mendesak para pemimpin untuk berpihak pada hukum internasional. Ia mendorong implementasi “Solusi Dua Negara” sebagai langkah penyelesaian masalah Palestina.
Selain itu, Wapres Ma’ruf Amin menekankan pentingnya meningkatkan rasa saling percaya melalui dialog untuk mengurangi ketegangan.
Ia juga mengusulkan agar ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dijadikan pedoman kolaborasi konkret dalam menanggulangi tantangan kawasan.
Menteri Koordinator Airlangga Hartarto menambahkan bahwa KTT Asia Timur harus menjadi jembatan untuk kerja sama ekonomi yang inklusif, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perang dagang dan proteksionisme.
Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (hdl)