Jakarta (beritajatim.id) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menerima kunjungan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS) Destry Damayanti di Kantor Pusat Kementerian Agama, Jakarta, pada Senin (16/12/2024).
Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat sinergi antara Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam memperkuat ekonomi syariah di Indonesia.
Menag Nasaruddin Umar menekankan pentingnya Indonesia bergerak cepat untuk mengembangkan ekonomi syariah agar tidak tertinggal dari negara-negara tetangga.
“Kita harus sadar, saingan kita adalah negara-negara tetangga. Kita harus proaktif, kalau kita lambat, kita akan dilampaui,” ujar Menag Nasaruddin.
Menag Nasaruddin juga menyoroti potensi besar dari pengelolaan kurban dan wakaf di Indonesia.
“Bayangkan, jika 60 persen umat Islam Indonesia berkurban, berapa juta kambing dan sapi yang bisa kita manfaatkan. Selain mendukung peternak lokal, kita juga bisa mengolah dagingnya untuk kebutuhan santri dan masyarakat miskin,” tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa potensi ekonomi dari penyelenggaraan kurban setiap tahun belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Oleh karena itu, Kemenag dan BI berkomitmen untuk segera merealisasikan kolaborasi ini dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang akan memperkuat ekonomi syariah di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, memberikan apresiasi terhadap kontribusi Kemenag dalam mendukung program ekonomi syariah.
“Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa memperkuat kelembagaan ekonomi syariah berbasis pesantren dan mendorong inovasi pengelolaan ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) secara terintegrasi,” katanya.
Destry menambahkan bahwa inisiatif seperti ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, mulai dari peningkatan gizi masyarakat hingga daya saing peternak lokal. “Ini adalah contoh nyata multiplier effect dari program ekonomi syariah,” ujarnya.
Fokus Kolaborasi di Empat Area Potensial
Pertemuan ini membahas empat area utama yang menjadi fokus kolaborasi ke depan antara Kemenag dan BI:
- Penguatan kelembagaan dan ekosistem rantai nilai halal berbasis pesantren.
- Pengelolaan platform dan database ZISWAF terintegrasi secara nasional.
- Implementasi model bisnis Indonesia Special Mission Vehicle (ISMV) untuk mendorong potensi wakaf produktif nasional.
- Kolaborasi pemanfaatan potensi ekonomi dalam pelaksanaan haji dan umroh.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat memperkuat sektor ekonomi syariah Indonesia yang berbasis pada nilai-nilai keagamaan dan memberikan dampak positif bagi umat dan masyarakat secara keseluruhan. (hdl)