Bojonegoro (beritajatim.id) – Program Wirausaha Muda Mandiri Berdikari (Wismandi) yang diinisiasi oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berhasil menunjukkan hasil yang mengesankan.
Program yang terfokus pada budidaya ayam petelur ini, yang dilaksanakan di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, telah membukukan omzet sebesar Rp 73,78 juta per bulan atau sekitar Rp 884,2 juta per tahun.
Program ini memasuki tahun ketiganya dan telah menjual rata-rata 2.500 butir telur per hari, setara dengan hampir 150 kilogram telur.
PEPC memulai program ini dengan memberikan pelatihan dan sekitar 2000 ekor bibit ayam petelur. Pada tahun kedua, dilakukan pengembangan dengan membangun kandang baru untuk menampung sekitar 1200 ekor ayam.
“Keberhasilan ini juga memotivasi individu di luar kelompok binaan untuk memulai usaha serupa. Kami bersyukur program ini berhasil memperkuat ekonomi masyarakat sekitar dan menciptakan kemandirian,” ungkap Manager JTB Field Agung Prabowo.
Program ini mendukung komitmen perusahaan dalam keberlanjutan dan program Environmental, Social, Governance (ESG) serta agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan 8 terkait pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Tahun ini, fokus program adalah diversifikasi produk dengan mengolah telur menjadi serbuk putih telur, yang dijual sebagai bahan makanan olahan. Peran PEPC meliputi pelatihan dan penyediaan alat pemrosesan.
“Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperluas manfaat program. Kami berharap program ini dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan pemuda dan menciptakan usaha ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan,” tambah Agung.
Sebanyak 32 pemuda dari karang taruna terlibat langsung dalam pengelolaan program ini, sementara 161 anggota lainnya mendapatkan manfaat dari pasokan telur segar kepada 108 pelaku usaha toko kelontong. Program ini juga turut berkontribusi pada pendapatan asli desa melalui biaya sewa lahan untuk kandang.
Wakil Ketua Karang Taruna Lima Bersaudara, Satria Utama, mengungkapkan kegembiraannya terhadap program ini. Ia menyatakan, “Program Wismandi memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan potensi kami dan meningkatkan nilai produk telur. Kami optimis program ini akan terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan.”
Program ini melibatkan berbagai stakeholder, termasuk BAPPEDA, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta lembaga lainnya, untuk mendukung keberhasilan program dan keberlanjutannya. (ren)