Blitar (beritajatim.id) — Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar mengadakan audiensi strategis dengan Tim Pendamping Tata Kelola Kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, yang berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota Blitar.
Audiensi ini dihadiri oleh tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) dan bertujuan untuk merancang program kesehatan terpadu yang akan menjadi bagian dari rencana pembangunan daerah.
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyampaikan apresiasi atas dukungan dan pendampingan dari Kemenkes. Ia menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kota Blitar.
“Kami berharap, melalui pendampingan ini, kualitas layanan kesehatan di Kota Blitar dapat terus meningkat, sehingga lebih mudah dan cepat diakses oleh masyarakat,” ujar Syauqul.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, Dharma Setiawan, turut mengapresiasi keterlibatan tim pendamping. Menurutnya, hasil audiensi ini akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar, yang selaras dengan RPJMN dan Rencana Strategis Daerah (Renstra) 2025–2029.
“Penyusunan program akan dilakukan secara kolaboratif bersama Dinas Kesehatan, Bappeda, BPKAD, dan RSUD untuk menjamin keberlanjutan dan efektivitas pelaksanaannya,” jelas Dharma.
Ketua Tim Pendamping Tata Kelola Kesehatan dari Kemenkes Unair, Setya Haksama, menyatakan bahwa audiensi ini merupakan bagian dari mandat Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes RI. Tujuannya adalah membantu daerah dalam merancang program kesehatan yang terintegrasi dengan kebijakan nasional.
“Kami siap mendampingi Kota Blitar dalam pengembangan layanan dan fasilitas kesehatan, agar bisa menjadi center of health city atau pusat layanan kesehatan rujukan dari daerah lain,” tuturnya.
Kolaborasi ini menandai langkah awal sinergi antara Pemkot Blitar dan Kemenkes dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan masyarakat. (adi)