Surabaya (beritajatim.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya menggelar acara penyerahan bantuan biaya penebusan ijazah untuk 754 pelajar SMA/SMK/MA swasta di Kota Surabaya.
Acara ini berlangsung di Convention Hall, Jalan Arif Rahman Hakim, dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, beserta jajaran Baznas Surabaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi memberikan motivasi kepada pelajar penerima bantuan, menekankan pentingnya menggunakan ijazah untuk melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan. “Gunakan ijazah ini sebaik-baiknya untuk kuliah atau mencari pekerjaan. Jadilah pemuda tangguh yang membanggakan orang tua,” ujar Eri Cahyadi.
Eri Cahyadi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya yang telah menyumbangkan zakat mereka melalui Baznas. “Biaya tebus ijazah ini tidak berasal dari uang Pemkot atau saya pribadi, melainkan dari zakat ASN Kota Surabaya yang dengan ikhlas memberikan sumbangan untuk masyarakat,” tegas Eri.
Program penebusan ijazah ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkot Surabaya, Baznas Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) swasta. Data penerima bantuan diserahkan oleh pihak sekolah. “Semua biaya untuk program ini berasal dari zakat ASN Kota Surabaya,” tambahnya.
Eri Cahyadi juga mengingatkan para pelajar untuk memiliki mental baja dan berjuang demi masa depan yang lebih baik. “Jangan lemah, tetapi jadilah yang tangguh. Orang tua juga diharapkan dapat menjaga anak-anak dari hal-hal negatif,” pesannya.
Ketua Baznas Surabaya, Moch Hamzah, mengungkapkan bahwa program penebusan ijazah kali ini merupakan yang ke-6 dan mencakup 754 pelajar dari 140 sekolah swasta. “Kami mengalokasikan dana sekitar Rp 2,6 miliar untuk program ini. Jumlah ini meningkat dibandingkan sebelumnya,” kata Hamzah.
Program ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Salah satu penerima manfaat, Muhammad Zaid Muafak dari SMK Antartika, mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya senang ijazah saya yang tertahan selama empat tahun akhirnya bisa diambil dan digunakan untuk melamar pekerjaan. Terima kasih atas program ini,” tuturnya. (rio/hdl)