Surabaya (beritajatim.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) semakin intensif melakukan perantingan pohon untuk mengurangi risiko pohon tumbang saat musim hujan. Langkah ini difokuskan terutama di sepanjang jalan protokol kota.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Surabaya, Myrna Augusta Aditya Dewi, menjelaskan bahwa kegiatan perantingan dilakukan setiap hari di berbagai titik kota, baik di jalan protokol, perumahan, perkampungan, maupun taman aktif dan pasif. Perantingan juga dilakukan sepanjang tahun, tidak hanya di musim hujan.
“Kami rutin melakukan perantingan di delapan rayon yang ada di seluruh kota. Jadi, bahkan saat kemarau, perantingan tetap berjalan secara bergiliran,” kata Myrna pada Jumat (15/11/2024).
Menurut Myrna, perantingan pohon bertujuan tidak hanya untuk keamanan, tetapi juga untuk menjaga estetika kota dan memastikan penerangan jalan tetap optimal. Pemangkasan ranting dan cabang pohon yang berlebihan membantu mengurangi beban pohon, sehingga lebih kokoh saat diterpa angin.
“Perantingan dilakukan sesuai kriteria tertentu, seperti tingginya cabang atau banyaknya ranting. Pohon dengan beban berat pada batang utama diprioritaskan,” tambah Myrna.
DLH Kota Surabaya juga membagi area tugas ke dalam delapan rayon yang masing-masing bekerja dalam dua shift, pagi dan siang. Setiap hari, puluhan pohon di berbagai titik kota dipangkas sesuai jadwal atau berdasarkan permintaan masyarakat.
Selain itu, Pemkot Surabaya mengajak masyarakat berpartisipasi melalui swadaya perantingan di kawasan padat penduduk atau melalui Program Surabaya Bergerak Jilid II. Program ini juga mendukung penanganan sampah dan pembersihan saluran air.
“Kami harap masyarakat di perkampungan bisa melakukan perantingan secara mandiri atau bersama-sama, karena alat kami sulit menjangkau area padat. Program Surabaya Bergerak juga bisa dimanfaatkan,” ujar Myrna.
Myrna menambahkan bahwa risiko pohon tumbang di Surabaya dipengaruhi berbagai faktor, termasuk akar yang lapuk, ranting yang rapuh, dan angin kencang. Untuk itu, DLH terus meningkatkan perantingan sebagai langkah pencegahan.
Bagi masyarakat yang menemukan pohon dengan cabang tinggi di jalan-jalan utama, Pemkot Surabaya membuka layanan pengaduan melalui surat, aplikasi Wargaku, atau media sosial DLH untuk permintaan perantingan.
“Di jalan protokol, kami siap melayani. Namun, untuk lingkungan sekitar atau rumah warga, perantingan bisa dilakukan secara swadaya,” jelas Myrna.
Sebagai antisipasi keselamatan, masyarakat dihimbau untuk tidak berteduh di bawah pohon, terutama saat hujan dengan angin kencang. “Lebih aman berteduh di bawah bangunan atau gedung, hindari pohon ketika cuaca buruk,” tutup Myrna.
Pemkot Surabaya berharap upaya perantingan yang berkelanjutan ini dapat meminimalkan risiko pohon tumbang dan menciptakan lingkungan kota yang aman dan tertata. (rio/ted)