Surabaya (beritajatim.id) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, berkomitmen menuntaskan permasalahan banjir di Kota Pahlawan. Melalui berbagai program pembangunan infrastruktur, Pemkot Surabaya menargetkan penyelesaian masalah banjir pada tahun 2026. Langkah ini meliputi pembangunan rumah pompa, bozem, pelebaran saluran, hingga konektivitas saluran di perkampungan.
Pada tahun 2025, salah satu fokus utama adalah pembangunan Bozem Simo Hilir di tanah IPT (Izin Pemakaian Tanah). Bozem tersebut akan dilengkapi pintu air elektrik untuk mengatasi tekanan air yang berlebih, sehingga mampu mencegah banjir bandang. “Saat tekanan air tinggi, pintu air tidak bisa menampung dan dapat menyebabkan banjir. Solusinya adalah membangun bozem yang lebih efektif,” ujar Wali Kota Eri, Kamis (12/12/2024).
Upaya lain termasuk peninggian jembatan di Jalan Kupang Baru, yang konstruksinya terlalu rendah sehingga air meluber saat hujan lebat. Proyek ini telah mendapat persetujuan warga dan dijadwalkan mulai Januari 2025. Sementara itu, perbaikan saluran di Jalan Dukuh Kupang Barat telah berhasil mengurangi genangan dari sebelumnya mencapai leher orang dewasa menjadi hanya 30 sentimeter.
Pemkot juga akan merevitalisasi Bozem Makam Putat yang mengalami penyempitan akibat tumpukan sampah dari TPS Kelurahan Putat Jaya. Wali Kota Eri meminta Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, serta Satpol PP untuk membersihkan area tersebut. “Bozem ini penting untuk menahan air dari Dukuh Kupang agar tidak membebani saluran air di Pasar Bok Abang,” jelasnya.
Di Jalan Pakal Barat Madya, Pemkot Surabaya berkoordinasi dengan pengembang untuk membuka saluran air yang terputus. Wali Kota Eri menegaskan bahwa lahan milik pengembang akan digunakan untuk memperbaiki drainase, demi mengurangi genangan yang sebelumnya mencapai sepinggang menjadi hanya semata kaki.
Pada 2025, Pemkot Surabaya juga memprioritaskan perbaikan konektivitas saluran di Jalan Cokroaminoto, Jalan Ciliwung, dan Jalan Imam Bonjol, serta kawasan Wiyung. Di Jalan Kramat, saluran U-ditch yang belum ditinggikan menyebabkan satu kampung masih terkena genangan. “Semua akan diperbaiki agar terhubung dengan saluran utama,” tambah Eri.
Pemkot Surabaya telah memetakan 200 titik prioritas penanganan banjir untuk tahun 2025. Saat ini, genangan di sejumlah titik dapat surut dalam waktu 15-30 menit setelah hujan lebat. Eri menyebut keberhasilan ini sebagai hasil dari proyek infrastruktur sebelumnya. “Pada 2025, semua saluran akan dikoneksikan. Targetnya, banjir dapat benar-benar diatasi sesuai RPJMD periode pertama,” tegasnya. (rio/ted)