Surabaya (beritajatim.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mengatasi fenomena anak jalanan dengan pendekatan yang humanis dan kolaboratif. Pemkot menggandeng berbagai instansi, termasuk Satpol PP, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB), Dinas Sosial (Dinsos), serta LSM pemerhati anak untuk menangani masalah ini secara menyeluruh.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M Fikser, mengungkapkan bahwa pihaknya menjalankan metode khusus agar anak-anak jalanan tidak merasa takut atau terintimidasi. Pendekatan ini dilakukan bersama DP3APPKB dan para aktivis anak untuk menghindari trauma pada anak. “Penanganan dilakukan dengan cara persuasif, tanpa kesan represif, sehingga anak-anak tidak takut dan dapat merasakan keamanan,” jelas Fikser, Jumat (8/11/2024).
Ketika menemukan anak yang mengamen atau berada di persimpangan jalan, Satpol PP melakukan penjangkauan dan membawa mereka ke kantor untuk pendataan dan pembinaan. Proses ini juga melibatkan pemisahan antara anak laki-laki dan perempuan serta penanganan khusus bagi anak dengan disabilitas. “Kami ingin memastikan anak-anak ini aman, sekaligus mendapatkan penanganan sesuai kebutuhan mereka,” lanjut Fikser.
Dalam upaya pembinaan, tim juga melakukan pendalaman terkait latar belakang anak di jalanan, termasuk kondisi keluarga dan sekolah. Bagi anak-anak yang masih bersekolah, Satpol PP akan menghubungi pihak sekolah serta orang tua untuk menjamin keberlanjutan pendidikan dan pengawasan anak. “Kami bekerja sama dengan keluarga dan sekolah agar anak-anak ini mendapat dukungan dari lingkungan terdekat mereka,” tambahnya.
Apabila ditemukan anak yang terlibat dalam masalah kesehatan seperti penyalahgunaan minuman keras atau narkoba, Dinas Kesehatan dan Badan Narkotika Nasional (BNN) turut dilibatkan. “Jika ada indikasi penggunaan narkoba, kami langsung berkoordinasi dengan BNN. Hal ini penting demi memastikan kondisi anak-anak tetap sehat,” ungkap Fikser.
Bagi anak yang tidak memiliki orang tua atau berasal dari luar Surabaya, Dinsos Kota Surabaya akan mengambil alih penanganan. Anak-anak ini kemudian akan diarahkan ke Liponsos Keputih untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut. Pemkot juga mencatat semua data anak jalanan dalam sistem terpadu, sehingga penanganan dapat dipantau secara berkelanjutan.
Fikser menyampaikan pentingnya dukungan masyarakat dalam menangani fenomena sosial ini. Ia juga mengimbau warga untuk melaporkan anak jalanan atau kejadian yang memerlukan perhatian melalui Command Center 112. “Dukungan warga sangat diperlukan. Segera laporkan jika ada anak yang butuh bantuan. Identitas pelapor kami jamin kerahasiaannya,” katanya.
Kepala Dinas Sosial, Anna Fajrihatin, menambahkan bahwa Pemkot membentuk tim khusus di setiap kecamatan untuk menjangkau anak-anak jalanan dan memberikan pendampingan. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam membentuk perilaku anak di tengah pengaruh negatif lingkungan dan media sosial yang semakin kuat.
“Perhatian dari orang tua sangat penting karena masalah anak saat ini lebih kompleks. Jika lingkungannya baik, anak akan berkembang secara positif, begitu pula sebaliknya,” tutur Anna.
Pemkot Surabaya berkomitmen menjadikan anak-anak jalanan sebagai prioritas dalam penanganan sosial demi masa depan yang lebih baik dan aman bagi generasi muda. (rio/ted)