Jakarta (beritajatim.id) – Layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero) terus mencatatkan lonjakan signifikan.
Hingga 2024, pengguna layanan listrik hijau ini mencapai 7.354 pelanggan, meningkat 117 persen dibandingkan 2023 yang hanya sebanyak 3.378 pelanggan.
REC menjadi solusi praktis bagi sektor industri dan bisnis untuk memenuhi kebutuhan listrik hijau yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional.
REC adalah instrumen inovasi PLN yang memungkinkan pelanggan mendapatkan pengakuan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Setiap Megawatt hour (MWh) listrik yang digunakan melalui REC divalidasi berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang telah terverifikasi.
Tumbuh Pesat Berkat Minat Industri
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut bahwa REC memegang peranan penting dalam mendukung daya saing industri.
“Sebagai tulang punggung penyedia EBT nasional, PLN berkomitmen menyediakan layanan listrik hijau yang 100 persen dipasok dari pembangkit EBT kami melalui REC. Prosesnya mudah, cepat, dan dapat diandalkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/1/2025).
Sejak diluncurkan pada 2020, penjualan REC mencatatkan pertumbuhan signifikan hingga 10,99 Terawatt hour (TWh) hingga 2024. Dari total itu, 49 persen atau 5,38 TWh terjual pada 2024, meningkat 52 persen year-on-year dibandingkan 2023 yang mencapai 3,54 TWh.
Lonjakan ini didorong oleh tingginya minat dari sektor bisnis dan industri terhadap produk energi hijau.
Kontribusi Perusahaan Besar
Beberapa perusahaan besar seperti Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi pengguna REC terbesar, dengan total kapasitas mencapai 2,81 TWh atau 52 persen dari total penggunaan REC pada 2024.
Darmawan optimistis tren ini akan terus meningkat pada 2025, didorong oleh kebutuhan global akan produk berbasis energi bersih.
“Banyak perusahaan besar, baik domestik maupun internasional, mulai mempercayakan suplai listrik hijaunya kepada REC PLN. Hal ini menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap layanan listrik hijau kami,” tambahnya.
Didukung 8 Pembangkit EBT
Saat ini, ada delapan pembangkit listrik PLN yang menyuplai energi hijau untuk pelanggan REC, di antaranya:
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Ulubelu, Lahendong, dan Ulumbu,
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, Bakaru, Orya Genyem, dan
- Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur.
Darmawan menjelaskan, REC memberikan jaminan penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional.
Validasi dilakukan melalui sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar internasional.
“REC memastikan setiap listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil. Layanan ini menjadi wujud nyata komitmen PLN dalam mendukung transisi energi bersih,” tutup Darmawan. (hdl)