Blitar (beritajatim.id) – PT Pertamina EP Cepu (PEPC), bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, menanam lebih dari 180 ribu pohon di lahan seluas 165 hektar di Desa Ngadirenggo, Blitar, Jawa Timur, pada Jumat (23/8/2024).
Langkah ini mendukung agenda global dalam mengurangi emisi karbon serta mematuhi Permen KLHK No. 7/2021 tentang penggunaan kawasan hutan.
Kegiatan ini mencakup penanaman pohon Pinus, Balsa, Alpukat, dan lainnya dengan menggunakan polybag ramah lingkungan dan teknologi hydrogel untuk mempertahankan tanaman di musim kemarau.
PEPC juga bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk pemanfaatan pupuk organik dan pendampingan kelompok Masyarakat Peduli Api guna mencegah kebakaran hutan.
Acara tersebut dihadiri oleh Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan KLHK, Dyah Murtiningsih, Bupati Blitar yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta jajaran pejabat PEPC dan Pertamina Hulu Energi. Penanaman ini juga melibatkan lebih dari 100 perwira dan siswa sekolah dari wilayah sekitar.
Dyah Murtiningsih menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menurunkan emisi, sesuai dengan target Indonesia dalam Nationally Determined Contributions (NDC) untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Ia menyebut aksi PEPC sebagai contoh “Collaboration for Sustainability” yang penting bagi masa depan lingkungan dan generasi mendatang.
Direktur Utama PEPC, Muhamad Arifin, menjelaskan bahwa penanaman pohon ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang dipegang perusahaan. PEPC telah melakukan berbagai inovasi yang berhasil menurunkan emisi karbon, termasuk penerapan teknologi CCUS di Lapangan Sukowati.
Penanaman pohon di Blitar ini menjadi yang terbesar di Regional Indonesia Timur, melanjutkan program serupa yang telah dilakukan di berbagai lokasi sepanjang 2023. PEPC berkomitmen untuk melanjutkan upaya ini dengan penanaman di Cianjur, Jawa Barat, dan Sorong, Papua Barat, dalam waktu dekat. (ren)