Jakarta (beritajatim.id) – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, terus berinovasi dengan menerapkan digitalisasi berbasis Artificial Intelligence (AI) dalam operasionalnya.
Langkah ini bertujuan mempercepat pencapaian budaya HSSE Generative yang ditargetkan tercapai pada 2025.
Sistem berbasis AI ini dikembangkan untuk memantau aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di seluruh area operasional, termasuk Rig, Workshop, Kantor, dan Yard. Tujuannya untuk mencegah insiden serta menjadi tolok ukur keberhasilan program Salam Lima Jari yang dijalankan Pertamina Drilling.
Dalam penandatanganan MoU dengan PT FPT Software Indonesia, Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, menjelaskan bahwa penggunaan AI tak hanya meningkatkan keselamatan dan keamanan di internal perusahaan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru.
“Kami berharap teknologi ini juga bisa diimplementasikan di industri lain, menciptakan revenue stream baru untuk Pertamina Drilling,” kata Avep.
Sistem AI ini akan membantu dalam pengawasan, pemantauan aktivitas karyawan, menjaga aset, dan meningkatkan keamanan perusahaan. Manfaat lainnya termasuk penghitungan jumlah personel, pemantauan pengunjung, dan pengelolaan dokumen penting.
Selain sebagai bagian dari strategi keselamatan, implementasi AI ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan perusahaan melalui kolaborasi dengan mitra strategis.
Produk berbasis AI yang dihasilkan nantinya harus memenuhi kriteria menarik, mudah digunakan, serta memiliki fitur early warning system yang handal.
Pertamina Drilling menargetkan penerapan teknologi ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan revenue dan profit perusahaan di masa depan. (hdl)