Surabaya (beritajatim.id) – Karyawan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi mempresentasikan ratusan inovasi dalam Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024, yang berlangsung di Kampus ITS, Surabaya, dari 7 hingga 10 Oktober.
Agus Suprijanto, Sr. Manager Relation Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, menjelaskan bahwa IIA adalah program tahunan yang bertujuan mendorong dan mendukung ide-ide inovatif dari karyawan untuk meningkatkan kinerja bisnis dan operasi.
“Forum IIA menerapkan sistem kompetisi bottom-up, di mana pemenang di tingkat Regional akan bersaing di level Subholding Upstream. Sebanyak 20 tim terbaik dari tingkat Subholding Upstream Regional Jawa terpilih untuk maju ke Forum Upstream Improvement & Innovation Award (UIIA),” tuturnya pada Closing Ceremony IIA.
Agus menambahkan bahwa mahasiswa ITS juga diundang untuk berpartisipasi melalui Lomba Poster Inovasi dan Lomba Produk Inovasi, yang bertujuan memperkuat kolaborasi antara industri dan dunia pendidikan.
“Inovasi yang digagas oleh mahasiswa memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai industri dan dapat membantu meningkatkan efisiensi serta kinerja produksi,” ungkapnya.
Pertamina sebelumnya telah menerapkan sejumlah inovasi yang sukses, seperti meningkatkan efisiensi pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) dan mengurangi polusi. “Inovasi adalah kunci untuk bertahan di industri yang kompetitif dan memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” imbuh Agus.
Dalam ajang ini, 57 tim dari Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa meraih penghargaan Gold, 41 tim mendapatkan Silver, dan 2 tim memperoleh Bronze.
Dalam Lomba Poster Inovasi, dari 12 tim yang berpartisipasi, lima tim berhasil menjadi pemenang. Sementara di Lomba Produk Inovasi, satu tim meraih juara terbaik dengan inovasi jam tangan berbahan limbah plastik yang berpotensi dikomersialkan di tingkat UMKM.
Agus menekankan pentingnya membangun budaya inovasi sejak masa kuliah untuk mempersiapkan generasi mendatang menghadapi tantangan industri. “Mahasiswa perlu mengasah kemampuan inovasi sejak dini, karena perusahaan membutuhkan inovasi untuk menghadapi kompetisi dan tantangan di dunia usaha,” tandasnya. (hdl)