Jakarta (beritajatim.id) – Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan pada Jumat (22/11/2024) di Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat. Apel ini diikuti oleh 1.897 peserta yang terdiri dari berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Teguh menekankan pentingnya kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama musim hujan, yang diprediksi akan berlangsung mulai awal November 2024 hingga puncaknya pada Februari 2025. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan ekstrem dan potensi angin kencang dapat menyebabkan banjir, genangan, tanah longsor, hingga pohon tumbang di Jakarta.
“Jakarta memiliki karakter topografi yang unik, dengan dataran rendah dan 13 sungai yang melintasinya. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan upaya mitigasi bencana sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi,” ujar Pj. Gubernur Teguh.
Teguh menegaskan bahwa apel ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, TNI-Polri, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa. Semua elemen tersebut diharapkan dapat bersinergi untuk mengupayakan mitigasi risiko bencana dan penanganan banjir yang lebih efektif.
“Melalui kerja keras dan kebersamaan, kita dapat meminimalkan risiko banjir dan menghadapi musim penghujan 2024/2025 dengan aman,” tambahnya.
Pj. Gubernur Teguh juga menjelaskan berbagai langkah antisipasi yang telah dan akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, di antaranya:
- Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan waduk, normalisasi sungai utama, serta peningkatan kapasitas pompa pengendali banjir telah membuahkan hasil positif dengan berkurangnya titik-titik banjir. Pembersihan saluran air yang rutin dilakukan juga mengurangi potensi penyumbatan yang dapat menyebabkan genangan.
- Pemanfaatan Teknologi: Pemprov DKI Jakarta akan terus mengoptimalkan teknologi seperti sistem peringatan dini berbasis digital dan pemantauan cuaca secara real-time.
- Penyiapan Sarana Penanganan Banjir: Persiapan pompa air stasioner dan mobile, perahu evakuasi, serta posko siaga bencana di berbagai titik rawan banjir.
- Sinergi dengan Berbagai Pihak: Penanganan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Pemprov DKI Jakarta mengajak seluruh warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan potensi bencana di wilayahnya.
- Kesiapsiagaan di Setiap Tingkatan: Semua jajaran pemerintah, mulai dari provinsi hingga kelurahan, diinstruksikan untuk selalu waspada dan melakukan monitoring berkala terhadap infrastruktur serta titik rawan bencana.
Edukasi dan Sosialisasi Mitigasi Bencana
Pj. Gubernur Teguh juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana. Masyarakat diajak untuk mengetahui cara menyelamatkan diri saat banjir, prosedur evakuasi, serta informasi nomor darurat yang dapat dihubungi.
“Semoga langkah-langkah ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan kita semua dalam menghadapi tantangan musim hujan 2024/2025 dan meminimalkan dampak bencana,” tutup Pj. Gubernur Teguh. (hen/hdl)