Surabaya (beritajatim.id) – Polda Jawa Timur mengungkapkan motif di balik peristiwa pembacokan yang mengakibatkan korban Jimmy Sugito Putra (44) meninggal dunia di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, pada Minggu, 17 November 2024.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim, Kombes Pol. Farman, menyebutkan tiga tersangka pembacokan tersebut berinisial FS, AR, dan MS. Mereka merupakan warga setempat, Desa Ketapang Laok, yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Ketiga tersangka ini terlibat dalam pembacokan yang menyebabkan korban meninggal setelah mendapatkan perawatan di RSUD Ketapang,” jelas Kombes Pol. Farman dalam konferensi pers di Polda Jatim pada Kamis, 21 November 2024.
Peristiwa tragis ini berawal dari ketegangan yang muncul setelah kedatangan mendadak H. Slamet Junaidi ke padepokan Babussalam untuk menemui Kyai Mualif. Kedatangan tersebut tidak disambut dengan baik oleh Kyai Hamduddin, yang merasa tidak diizinkan sebagai pihak yang lebih tua dan berhak memberi izin.
Hal ini memicu kericuhan antara dua kelompok, yang akhirnya berujung pada pemblokiran jalan dengan menggunakan mobil dan kayu.
Pemblokiran jalan memicu cekcok antara kelompok Kyai Mualif dan Kyai Hamduddin. Namun, masalah semakin memanas ketika Asrofi, seorang anggota kelompok Kyai Mualif, terlibat percekcokan dengan Kyai Hamduddin.
Setelah insiden tersebut, tersebar kabar bahwa telah terjadi pemukulan terhadap Kyai Hamduddin, yang memicu massa untuk menyerang korban Jimmy Sugito.
Kombes Pol. Farman menambahkan bahwa serangan terhadap korban dilakukan menggunakan senjata tajam berupa clurit, yang mengakibatkan Jimmy Sugito Putra meninggal dunia saat mendapatkan perawatan medis.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Dirmanto, mengimbau kepada masyarakat di Madura dan Jawa Timur untuk menjaga ketertiban menjelang pemilu yang dapat memicu provokasi.
Ia meminta agar tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat berperan dalam menciptakan perdamaian dan menghindari kekerasan.
“Peran serta tokoh masyarakat sangat penting untuk menjaga kedamaian dan persatuan, terutama dalam situasi yang penuh potensi konflik seperti ini,” ujar Kombes Dirmanto. (ted)