Balikpapan (beritajatim.id) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa potensi zakat di Indonesia sangat besar dan perlu dioptimalkan, terutama di tingkat pemerintah daerah (Pemda). Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar dalam pengelolaan zakat.
Meskipun demikian, potensi besar ini sering kali diabaikan dan dianggap biasa. Tito memperingatkan bahwa populasi Muslim Indonesia yang saat ini terbesar, mungkin akan disalip oleh Pakistan di masa mendatang. Namun, saat ini, Indonesia masih memimpin.
“Populasi Muslim di Indonesia lebih besar dibandingkan gabungan seluruh negara Islam di Timur Tengah. Ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan pengumpulan zakat,” ujar Tito saat memberikan pidato utama pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2024 di Balikpapan, Rabu (25/9/2024).
Tito menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi Indonesia yang didukung oleh pertumbuhan kelas menengah, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membayar zakat. Indonesia juga beruntung memiliki Baznas, sebuah lembaga yang telah memiliki dasar hukum kuat untuk mengelola zakat.
“Baznas, sebagai lembaga non-pemerintah yang terstruktur, bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk mengelola zakat. Ini merupakan kemajuan besar dalam pengelolaan zakat. Namun, potensi yang ada masih belum tergali sepenuhnya,” tambahnya.
Mendagri menegaskan, kerjasama antara Baznas dan Pemda perlu ditingkatkan untuk memastikan pengelolaan zakat yang lebih baik. Menurutnya, penting untuk memastikan bahwa pendapatan zakat lebih besar daripada pengeluarannya agar menghasilkan surplus yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Tito juga mempertanyakan apakah Baznas telah maksimal dalam mengoptimalkan potensi zakat yang ada, mengingat masih banyak masyarakat kurang mampu yang membutuhkan bantuan. Ia berharap Pemda dapat lebih aktif dalam memaksimalkan pengelolaan zakat agar dampaknya terasa langsung oleh masyarakat.
“Pengelolaan zakat harus dijalankan dengan baik. Hasilnya kemudian harus dibicarakan, dengan dua fokus utama: pembangunan daerah dan bantuan sosial,” tegasnya.
Rakornas Baznas 2024 mengusung tema “Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam Rangka Sukses Astacita.” Acara ini turut dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, Ketua Baznas RI Noor Achmad, serta Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, dan para pimpinan Baznas dari berbagai daerah. (hen/ted)