Barcelona (beritajatim.id) – Badai besar Depresión Aislada en Niveles Altos (DANA) yang melanda Spanyol pada 29 Oktober 2024 mengakibatkan kerusakan signifikan di area pertanian utama, terutama di wilayah timur dan selatan. Dampak badai ini mengancam pasokan pangan menjelang musim dingin serta perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), membuka peluang ekspor produk makanan olahan dari Indonesia ke pasar Spanyol.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Barcelona, Freddy Josep Pelawi, mengungkapkan bahwa produk makanan olahan Indonesia memiliki potensi besar untuk membantu mengisi kebutuhan pangan Spanyol yang terdampak badai. “Produk makanan olahan dari Indonesia, yang telah memenuhi standar keamanan pangan Uni Eropa, bisa menjadi alternatif untuk mengatasi krisis pangan di Spanyol akibat bencana ini,” kata Freddy di Barcelona, Spanyol.
Freddy menjelaskan bahwa wilayah Spanyol yang terdampak badai, termasuk Valencia, Murcia, dan Malaga, merupakan pusat produksi sayuran dan buah segar yang sangat penting bagi konsumsi nasional. Meski Indonesia memiliki produk buah dan sayuran segar yang bisa diekspor, faktor jarak dan biaya pengiriman menjadi kendala. “Ekspor produk segar dari Indonesia ke Spanyol membutuhkan biaya besar, dan faktor harga sangat penting di pasar Spanyol yang dikenal dengan biaya hidup relatif rendah,” tambahnya.
Selama 2023, Indonesia mencatat ekspor makanan olahan ke Spanyol senilai USD 28,30 juta, dengan komoditas utama berupa buah kaleng, sayuran, dan aneka kacang. Potensi pasar untuk produk makanan olahan tetap besar, mengingat Spanyol mengimpor produk pangan olahan senilai USD 1,90 miliar dari seluruh dunia.
Kerusakan Parah Akibat Badai DANA
Badai DANA tidak hanya merusak sektor pertanian tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur di berbagai kota besar, termasuk Barcelona. Hingga 31 Oktober, tercatat 158 korban jiwa akibat bencana ini, dengan sebagian besar korban berasal dari Valencia. Transportasi umum, seperti kereta, metro, dan bus di kota-kota terdampak, terpaksa berhenti beroperasi demi keamanan.
Wakil Kepala ITPC Barcelona, Berlian Kusuma Wardani, menyampaikan bahwa kerusakan akibat badai ini sangat parah dan belum pernah terjadi sebelumnya di Spanyol. “Dampak badai DANA di Barcelona mulai mereda, namun hujan intensitas sedang masih turun pada 1 November,” ujarnya.
Sebagai tanda duka cita, pemerintah Spanyol mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari pada 31 Oktober. Ribuan personel penyelamat, dibantu tentara dan relawan, dikerahkan untuk membantu mengevakuasi korban yang terjebak. Kejadian ini menjadi peristiwa langka bagi Spanyol, dan kejadian banjir besar akibat cuaca ekstrem sebelumnya tercatat di Eropa pada 2021 yang juga merenggut korban jiwa di Jerman dan Belgia.
Badai DANA membuka peluang bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan pasokan pangan di Spanyol melalui produk makanan olahan yang sudah memenuhi standar ketat Uni Eropa. (ted)