Samboja (beritajatim.id) – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berkolaborasi dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) dalam mendukung program rehabilitasi orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) dan habitatnya.
Dukungan ini diserahkan pada 18 Januari 2025 di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kutai Kartanegara. Program ini merupakan wujud komitmen PHM untuk menjaga kelestarian satwa endemik Kalimantan dan keanekaragaman hayati Indonesia.
Acara penyerahan dihadiri oleh General Manager PHM Setyo Sapto Edi, Manajer Program Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari drh. Agus Irwanto, dan jajaran manajemen PHM lainnya. Kegiatan ini selaras dengan visi Kementerian Kehutanan dalam melestarikan keanekaragaman hayati nasional.
Ancaman Orangutan dan Langkah Konservasi
Orangutan Kalimantan, yang terdaftar sebagai spesies Sangat Terancam Punah oleh IUCN, menghadapi berbagai ancaman seperti perusakan habitat akibat deforestasi, alih fungsi lahan, kebakaran hutan, hingga perburuan dan perdagangan ilegal.
Berdasarkan data PHVA 2016, populasi orangutan Kalimantan diperkirakan hanya tersisa sekitar 57.350 individu.
Dukungan PHM mencakup penanaman 400 pohon di lahan seluas satu hektar, perawatan area selama lima tahun, serta pembiayaan kebutuhan tiga orangutan selama masa rehabilitasi.
Rehabilitasi mencakup pelatihan hidup liar seperti memanjat, mencari pakan alami, dan mengenali predator, yang berlangsung hingga delapan tahun.
Drh. Agus Irwanto menyampaikan apresiasi kepada PHM atas kolaborasi ini. “Rehabilitasi membutuhkan proses panjang dan penting untuk memastikan orangutan dapat kembali hidup mandiri di habitat aslinya,” ujarnya.
Komitmen PHM pada Keberlanjutan
General Manager PHM, Setyo Sapto Edi, menyatakan bahwa program rehabilitasi ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 15 tentang menjaga ekosistem daratan.
“Melalui program ini, kami berharap dapat menyelamatkan populasi orangutan dan memperluas habitat aman bagi mereka,” ungkapnya.
Selain itu, Manager Communication Relations dan CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, dan LSM menjadi faktor kunci keberhasilan program CSR yang berdampak positif,” jelasnya.
PHM dan Perannya dalam Pelestarian Alam
PHM adalah anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan operasi hulu migas di Wilayah Kerja Mahakam, Kalimantan Timur, dengan pendekatan ramah lingkungan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHM melaksanakan berbagai inisiatif di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dan tanggap bencana.
Dukungan terhadap rehabilitasi orangutan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Program ini diharapkan menginspirasi pihak lain untuk bersama-sama melestarikan satwa dan habitat endemik Indonesia demi keberlanjutan ekosistem di masa depan. (hdl)