Tangerang Selatan (beritajatim.id) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) resmi meluncurkan portal Rumah Pendidikan dalam versi beta.
Platform ini diharapkan menjadi pusat kolaborasi teknologi dan layanan pendidikan yang terintegrasi, mendukung transformasi digital di sektor pendidikan Indonesia.
Peluncuran ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya misi keempat untuk penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan teknologi.
Selain itu, portal ini juga merealisasikan misi ketujuh Asta Cita terkait reformasi birokrasi dan transparansi di sektor pendidikan.
Transformasi Digital Pendidikan
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menyampaikan optimisme atas dampak positif peluncuran Rumah Pendidikan.
“Inisiatif ini menjadi tonggak penting menuju sistem pendidikan yang inovatif. Diharapkan dapat mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” ujar Suharti pada acara peluncuran di Tangerang Selatan.
Portal ini mengusung nilai RAMAH, yang merupakan singkatan dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis.
Rumah Pendidikan tidak menggantikan platform pendidikan lama, tetapi mengintegrasikannya untuk mencegah tumpang tindih aplikasi.
Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, menjelaskan bahwa transformasi ini akan berlangsung dalam tiga fase:
- 2025
Integrasi lebih dari 950 aplikasi ke dalam portal yang berfokus pada Ruang GTK, Murid, Sekolah, dan Bahasa. - 2026-2027
Penguatan ekosistem teknologi melalui API dan interoperabilitas data untuk mendukung kolaborasi. - 2028-2029
Implementasi penuh, termasuk otomatisasi dokumen administratif dan personalisasi layanan.
Saat ini, versi beta dapat diakses melalui rumah.pendidikan.go.id atau aplikasi Android di Play Store. Aplikasi iOS sedang dikembangkan dan akan segera dirilis.
Efisiensi dan Inovasi
Dengan integrasi platform, Rumah Pendidikan diharapkan mampu menghemat hingga 60 persen anggaran pengembangan teknologi pendidikan.
Langkah ini juga mempermudah akses bagi guru, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya, mengurangi beban administratif sehingga mereka dapat fokus pada proses belajar-mengajar.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi inisiatif ini. “Rumah Pendidikan adalah langkah maju yang modern, inklusif, dan partisipatif. Kami akan terus mendukung upaya ini untuk memastikan keberlanjutannya,” tegas Hetifah.
Rumah Pendidikan juga membuka peluang kolaborasi dengan mitra teknologi dan penyedia konten.
Pemerintah mengajak semua pihak, mulai dari guru hingga masyarakat umum, untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem pendidikan digital.
“Ini adalah awal dari transformasi besar. Kami akan terus menyempurnakan layanan ini untuk mendukung semua pelaku pendidikan di Indonesia,” tutup Suharti. (hdl)