Jakarta (beritajatim.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menanggapi serius masalah pungutan liar (pungli) yang marak terjadi di berbagai destinasi wisata. Sandiaga menilai pungli sebagai tindakan menyimpang yang tidak hanya menghambat pelayanan tetapi juga meningkatkan biaya ekonomi.
“Pungli merupakan tindakan yang merusak kepercayaan wisatawan dan dapat mengganggu kenyamanan serta citra destinasi pariwisata,” ungkap Sandiaga Uno dalam pernyataannya kepada wartawan.
Sandiaga menjelaskan bahwa dampak paling buruk dari pungli adalah sepinya wisatawan di masa depan, yang berdampak pada ketidakberlanjutan aktivitas wisata. “Oleh karena itu, pemberantasan dan pencegahan pungli sangat penting untuk memastikan kelancaran sektor pariwisata,” tambahnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkomitmen untuk melakukan pembinaan, memberikan pelatihan, dan mengingatkan pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif tentang pentingnya menjaga keberlanjutan kunjungan wisatawan. Sandiaga juga menekankan bahwa pelaku pungli akan diproses secara hukum dan diberikan efek jera.
Kemenparekraf akan terus berkolaborasi dengan pemerintah provinsi, pemerintah daerah, serta pengelola destinasi wisata untuk memastikan bahwa setiap aspek pariwisata dijalankan dengan prinsip kelestarian dan keadilan. “Kami akan meningkatkan konsep kelestarian dan memastikan bahwa destinasi wisata tetap menarik dan berkelanjutan bagi semua pengunjung,” tegas Sandiaga Uno.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pungli dapat diminimalisir dan sektor pariwisata Indonesia dapat berkembang dengan lebih baik, memberikan pengalaman yang positif bagi wisatawan dan mendukung ekonomi lokal. (ted)