Batam (beritajatim.id) – Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, secara langsung memantau proses konversi kapal tanker menjadi FPSO (Floating Storage Production and Offloading) di galangan kapal Pan Ocean PT Dok Warisan Pertama, Tanjung Uncang, Batam, Rabu (3/4/2024).
Proyek ini, pertama di Indonesia, dilakukan oleh pekerja lokal dan kini memasuki fase pengetesan parsial.

Konversi kapal tanker ke FPSO bertujuan untuk menampung minyak dan gas bumi dari proyek Forel di Natuna. FPSO Marlin Natuna ini memiliki kapasitas produksi 250 ribu BOPD. Dwi Soetjipto, didampingi manajemen SKK Migas dan Medco Energi, meninjau fasilitas FPSO yang telah rampung 80 persen, termasuk fasilitas penginapan bagi pekerja.
Dwi Soetjipto menegaskan, konversi ini adalah upaya penting SKK Migas dan Medco Energi untuk meningkatkan kapasitas produksi migas guna mendukung ketersediaan energi nasional. “FPSO ini dibangun untuk meningkatkan produksi gas dan direncanakan berlayar pada Agustus serta digunakan saat proyek Forel Onstream di kuartal empat 2024,” ujar Soetjipto optimis.
Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi, Ronald Gunawan, menambahkan bahwa FPSO ini akan digunakan pada proyek Forel di Natuna dengan kontribusi 10 ribu BOPD. Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk, yang dijadwalkan selesai masing-masing pada Q4 tahun ini dan Q3 2025. (adi)