Bandung (beritajatim.id) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan dalam kuliah umum pada Bimbingan Teknis Pelaku Usaha Bidang Perdagangan di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Acara yang diikuti 200 peserta dari kalangan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dan Islamic Fashion Institute (IFI) ini bertujuan memperkuat kapasitas pelaku usaha dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
“Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan III 2024, ekonomi Indonesia tumbuh positif 4,95 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dibanding negara G20 lainnya,” ujar Wamendag Roro.
Capaian daya saing Indonesia di tingkat global pada 2024 menunjukkan peningkatan signifikan, termasuk peringkat 18 pada Sustainable Trade Index dan peringkat 27 dalam World Competitiveness Ranking. Namun, kewirausahaan masih menjadi tantangan. Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia tertinggal dibanding Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
“Pelaku usaha Bandung sangat kreatif dan memiliki banyak potensi. Dengan inovasi dan teknologi digital, produk lokal dapat bersaing secara global,” kata Roro.
Wamendag menyoroti pentingnya pemasaran digital melalui perdagangan elektronik (e-commerce). Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia pada 2023 mencapai 82 miliar Dollar AS, menyumbang 40 persen ekonomi digital ASEAN. Sektor e-commerce menjadi kontributor utama, dengan transaksi senilai Rp 453 triliun pada 2023 yang diproyeksikan tumbuh menjadi Rp 487 triliun pada 2024.
Peran UMKM dalam Ekonomi Nasional
UMKM menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, dengan 63,9 juta unit usaha yang menyumbang 61 persen terhadap PDB dan menyerap 120,59 juta tenaga kerja. Hingga 2023, sebanyak 27 juta UMKM telah terdigitalisasi, dengan target 30 juta pada 2024.
“Peningkatan transaksi dan penetrasi produk lokal dalam e-commerce sangat menjanjikan. Program Harbolnas 2023 berhasil mendorong konsumsi produk lokal seperti fesyen, perawatan tubuh, dan kosmetika,” jelas Wamendag.
Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Pada Januari–Oktober 2024, surplus mencapai 24,43 miliar Dollar AS. Tren inflasi juga terkendali, dengan inflasi umum 1,84 persen YoY dan inflasi pangan sebesar 1,43 persen YoY.
“Stabilitas harga menunjukkan keberhasilan pemerintah menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok,” tambahnya.
Wamendag Roro mengapresiasi kolaborasi Universitas Kristen Maranatha, IFI, Shopee, dan Markplus dalam menyelenggarakan acara ini. “Ini adalah investasi penting untuk mempersiapkan SDM unggul menghadapi perdagangan global dan menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (hdl)