Surabaya (beritajatim.id) – Pemerintah Kota Surabaya bersama United Nations Children’s Fund (UNICEF) menggelar kunjungan lapangan untuk mengevaluasi program Water, Sanitation, and Hygiene (Wash) di Rumah Lokus Balai RW 03/RT 08, Jalan Kedung Tarukan V No. 7A. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa Surabaya telah mencapai status 100 persen Open Defecation Free (ODF).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Kartika Sri Redjeki, mengungkapkan bahwa pencapaian ODF merupakan pilar pertama dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Setelah mencapai pilar pertama, Pemkot Surabaya akan fokus pada pilar kedua dan ketiga, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan pengamanan makanan serta air minum.
“STBM terdiri dari lima pilar, dan saat ini kami telah menyelesaikan pilar pertama. Tahun ini, kami akan dinilai untuk pilar kedua dan ketiga,” kata Kartika. Selanjutnya, pada tahun 2025, Pemkot Surabaya akan mengatasi pilar keempat dan kelima yang meliputi pemilahan sampah dan penanganan limbah cair rumah tangga.
Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara, memberikan apresiasi kepada Pemkot Surabaya atas pencapaian 100 persen ODF hanya dalam beberapa bulan. Ia menilai keberhasilan ini berkat kerja keras tim koalisi Wash yang melibatkan Baznas Surabaya, OPD, dan stakeholder lainnya.
“Koalisi Wash berhasil mempercepat pencapaian ODF di Surabaya. Kami berharap keberhasilan ini dapat berlanjut pada penanganan manajemen lingkungan lainnya, seperti sanitasi dan pengelolaan sampah,” ujar Arie.
Arie menambahkan bahwa penting untuk memastikan pengelolaan limbah tinja agar tidak menjadi sumber pencemaran lingkungan di masa mendatang. (hdl)